Penjara Fikiran

Assalamualaikum … Wr Wb

.

.

Sebesar apa pun kesempatan, akan terasa sulit jika kita tidak meyakininya … :))

.

Seekor belalang lama terkurung dalam satu kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat menikmati kebebasannya.

Di perjalanan dia bertemu dengan belalang lain, namun dia heran mengapa belalang itu bisa lompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.

Dengan penasaran dia bertanya,

“Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku,padahal kita tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?” Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan,

“Dimanakah kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan.”

Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Sering kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman,tradisi, dan semua itu membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan potensi kita.

Sering kita mempercayai mentah-mentah apa yang mereka voniskan kepada kita tanpa berpikir dalam bahwa apakah hal itu benar adanya atau benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap kali lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri …

Tahukah Anda bahwa gajah yang sangat kuat bisa diikat hanya dengan tali yang terikat pada pancang kecil? Gajah sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas jika ada “sesuatu” yang mengikat kaki nya, padahal “sesuatu” itu bisa jadi hanya seutas tali kecil…

Sebagai manusia kita mampu untuk berjuang, tidak menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami. Karena itu, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif yang ingin kita capai. Sakit memang, lelah memang,tapi jika kita sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar. Pada dasarnya, kehidupan kita akan lebih baik kalau kita hidup dengan cara hidup pilihan kita sendiri, bukan dengan cara yang di pilihkan orang lain untuk kita .

Penjara Pikiran

Hmm …

Anda, pasti pernah diprovokasi. Oleh pengemudi lain di jalanan, atau oleh orang lain yang mengejek dan melecehkan. Anda pasti pernah merasa diserang. Di kantor, di rumah, di lapangan sepak bola, di kantin, di mana saja.

Tidak ada perlunya Anda melayaninya. Sebab, dunia Anda bisa rusak karenanya. Mengalah apa salahnya …

Kita cenderung lupa bahwa kita lebih sering menggunakan hati untuk merasakan, ketimbang otak untuk berfikir. Ini sepertinya benar dan wajar. Tapi berhati-hatilah karena itu tidak logis dan tak rasional. Itu emosional…

Jika Anda merasa perlu melayani serangan, provokasi, dan ejekan orang lain, maka itu tentu ada sebabnya.

Pertama, rasa keadilan Anda yang terusik. Saat Anda merasa diserang, Anda merasa perlu membalasnya. Tapi, jika serangan itu dilakukan karena tidak sengaja, tidak dimaksudkan untuk menyerang, kesalahpahaman, atau hanya karena mereka tidak paham , keadilan macam apa sih yang Anda inginkan?

Kedua, logika Anda yang terdistorsi. Anda berasumsi bahwa jika mereka mengalami sakit seperti yang Anda rasakan, maka mereka akan meminta maaf …  kalaupun tidak nyantai saja …

Jikapun mereka akhirnya meminta maaf, itu bukan karena sakit yang anda buat dengan serangan balasan, tapi karena pikiran dan hati mereka yang sudah tenang kembali. Saling menyakiti tidak akan menyelesaikan masalah. Bahkan … memperuncingnya.

Ketiga, secara sadar atau tidak Anda mencoba menghindari tanggung jawab … dengan berbagai alasan  untuk membahagiakan diri sendiri … hal itu keliru sebab jika Anda memang mau bertanggungjawab untuk kebahagiaan Anda sendiri, Anda pasti tidak akan melarikan diri …. hadapilah segala hal dengan ikhlas …

Jika begitu, bagaimana caranya memunculkan rasa tanggung jawab untuk kebahagiaan diri sendiri? …. carilah jawabannya, … karena hal itu ada di hati dan fikiran anda.

Ketahuilah bahwa rasa sakit yang Anda derita bukan karena serangan mereka, tapi karena reaksi Anda atas perilaku mereka. Mengapa sikap mereka begitu kepada Anda? … Karena mereka sedang gundah, dan mereka merasa terancam oleh Anda.

Responlah sikap buruk orang lain dengan kebaikan, maka hati Anda akan tenang tanpa dendam. Cobalah selalu untuk bersikap rendah hati tapi bukan rendah diri …

Ketahuilah bahwa sabar itu tidak pasif. Ia tidak datang dengan sendirinya, perlu proses untuk … menjadi sabar. Sabar itu kata kerja dan bukan kata sifat. Maka sabar, adalah disabar-sabarin … dan akhirnya sabar yang ikhlas … Insya Allah … :))

” Keberhasilan yang ditempuh dengan kerja keras sendiri akan menghasilkan kepuasan yang tidak bisa dinikmati orang lain “

Satu Tanggapan

  1. assalamualaikum.. wr.wb
    haturnuhun.. nambah ilmu dan pelajaran lagih..

    wassalam.. ^____^

Tinggalkan komentar