Renungan di Hari Ibu

Assalamualaikum … Wr Wb

Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu ditetapkan pada Kongres Wanita ke-3 yang diadakan di Bandung pada tanggal 22 Desember 1938.

Selamat Hari Ibu untuk semua ibu di Indonesia … 🙂

Terngiang perkataan seorang ibu …

“Selama ini di mata ibu kalian tidak berubah, sama seperti kalian masih kanak-kanak dulu. Tiba-tiba sekarang Ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan Ibu di samping kalian. Kalian sudah dewasa… sambil menangis …”

Ya Allah, aku berharap air mata itu tidak membuatku berdosa. Kni aku sadar, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan baginya.

Diam-diam aku merenung sembari bermuhasabah. ..
Apa yang telah kupersembahkan untuk Ibu dalam usiaku sekarang ?
Adakah Ibu bahagia dan bangga pada putera putrinya ?

Dan ketika itu kutanya pada Ibu,Apa yang membuatnya Bahagia?

Ibupun menjawab,

“Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada Ibu. Kalian lahir dengan selamat dan tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan yang luar biasa buat ibu. Kalian menangis dan merengek kala minta digendong atau minta dibelikan mainan adalah kebahagiaan buat ibu. Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Ibu. Kalian menurut dan tidak pernah membantah semua perkataan ibu dan ayah kalian, itu juga kebahagiaan besar buat ibu. Kalian shalat malam dan mengaji serta shalat Dhuha setiap hari, itu juga kebahagiaan yang teramat besar buat ibu. Kalian berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu . Setelah dewasa, kalian berperilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba Allah, itu kebahagiaan buat Ibu. Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan ibu” … Subhanalloh … 🙂

” Ampunkan aku ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada Ibu. Masih banyak alasan ketika Ibu menginginkan sesuatu. “

Ternyata ibu kita sama sekali tidak mengharapkan pemberian kita. Beliau sama sekali tidak mengharapkan materi dari kita untuk membahagiakannya. Kita menuruti semua perkataan beliau dan tidak pernah membantah adalah lebih berarti dari berjuta rupiah pemberian uang kita padanya. Kita rajin shalat malam dan mengaji serta shalat Dhuha setiap hari, itu juga kebahagiaan yang teramat besar buat ibu yang tidak dapat dibandingkan dengan pemberian sebongkah berlian kita padanya. Kita berprestasi di pekerjaan dan berperilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba Allah, itu juga merupakan kebahagiaan buat Ibu yang tidak dapat digantikan dengan kita membelikannya Istana beserta isinya.

Sumber

Sesuatu tuk calon ibu … 🙂

Seorang calon ibu bertanya … “Bagaimana caranya menjadi seorang ibu yang baik?” … 😦

Anda menjadi apa pun
yang Anda ijinkan untuk menjadi dominan
dalam pikiran dan perasaan Anda,
dan menjadi pewarna dari tindakan Anda.

Kualitas hidup kita
ditentukan bukan hanya oleh
kualitas jawaban
untuk pertanyaan kita,
tapi terutama oleh kesediaan kita
…untuk bersikap dan bertindak
sesuai dengan jawaban itu.

Tidak ada jawaban
yang bisa menolong orang
yang tidak bertindak.

Tapi, memang ada orang
yang hanya bertanya,
apa pun jawaban yang Anda berikan

Bahkan setelah ini, dia akan bertanya lagi

Habis, gimana dong?

Mario Teguh

.

Puisi kiriman dari teman … 🙂

Bunda …

Engkau adalah Sumber kasih sayang dan mata air rahmat
Engkau Bayangan yang selalu memberikan keteduhan
Serta melahirkan sosok yang dicintai
Yang selalu berikan cinta tanpa pamrih
Kapanpun datang rasa gelisah
Engkau mencoba membuatku bahagia
Kau seperti lentera penerang dalam kegelapan
Kau mempunyai akal yang menyegarkan
Ketika diriku berada dalam kesedihan
Membuatku lupa akan segala penderitaan

Kau hapus semua duka derita
Kau sembuhkan semua nyeri luka
Engkau adalah Oase tempat beristirahat
Tempat menemukan air yang dingin dan jernih
Yang akan menyirnakan rasa gelisah dan cemas

Engkau adalah sosok kekasih
Dan tempat perlindungan
Engkau juga yang mampu mengobati hatiku
Ketika diriku berada dalam kesedihan
Engkau mengulurkan tanganmu,
Menyiramiku dengan hiburan
Sebagai naungan tempat berlindung

Engkaulah sang Cinta sumber kehidupan ini
Laksana matahari yang selalu menerangi
Dan menghangatkan bumi tanpa pamrih
Engkau selalu membuatku tersenyum
Yang bersumber dari cinta dan kasihmu

Engkau ibarat tanah yang subur
Yang akan melahirkan para ksatria
Ibarat bunga yang tumbuh diladang Islam
Disirami dengan air wahyu
Dan diberi wangi-wangian sunnah yang penuh berkah,
Maka tersebarlah semerbak wanginya
Hingga meliputi seluruh alam

“Ya Tuhanku Bangunkan untuk bundaku sebuah rumah disisi-Mu di surga”

Engkau bagaikan embun
Yang tercipta dari sentuhan lembut-Nya.
Penuntun dalam gelap seakan tak berujung
Mempertaruhkan nyawa demi sebuah kehidupan
Yang terlahir dari rahimmu…

Ibunda…
Selimut kasih ini belum mampu
Menghangatkan dinginnya kerinduan
untuk membahagiakanmu,

Ibunda…
Seribu satu teori kebijakan belum pernah mampu Membuat kami menyadari bahwa engkau ada.
Kami terlalu sibuk untuk menjadi anak-anak berbakti
Meskipun yg engkau tuntut hanya
Agar kami tidak celaka.,………………

Ibunda engkau adalah
Sesosok raga dengan segala kelembutan dan kekerasan hati yang di milikinya..
Ada air mata tercipta di persimpangan asa
Saat aku terhempas dalam ketidak pastian impian

Wahai ibunda….
Ku ingin memetik satu bintang ranum disana
Akan ku persembahkan padamu,
Namun apa daya jasamu tak mampu ku jangkau
Kau adalah sumber segala Keberkahan yang ada di dunia

Ada resah hadir di hatimu ketika melihatku hampir sekarat dalam kesendirian.
Namun Dalam dekap hangat kasihmu.Aku tetap akan mampu bertahan di kelamnya dunia.

Ya Allah…
“Ya Tuhanku Bangunkan untuk Bundaku sebuah rumah disisi-Mu di surga”
Bidadari yang diciptakan oleh Tuhan pada seluruh makhlukNya

Tuk semua Ibu dan Calon Ibu Yang ada di dunia ini
With love Bulan Cahaya

Tinggalkan komentar