Teman dan Persahabatan

Assalamualaikum … Wr Wb

Secara umum, orang merasa senang dengan banyak teman. Manusia memang tidak bisa hidup sendiri, sehingga disebut sebagai makhluk sosial. Tetapi itu bukan berarti, bahwa seseorang boleh semaunya bergaul dengan sembarang orang. Sebab, teman adalah personifikasi diri. Manusia selalu memilih teman yang mirip dengannya dalam hobi, kecenderungan, pandangan, dan pemikiran.

Teman memiliki pengaruh yang besar sekali, seseorang akan berbicara dan berperilaku seperti kebiasaan kawannya hal ini mengingatkan agar kita cermat dalam memilih teman. Kita harus kenali akhlak teman kita.

Persahabatan yang paling agung adalah persahabatan yang dijalin karena Allah, bukan untuk mendapatkan manfaat dunia, materi, jabatan atau sejenisnya. Persahabatan yang dijalin untuk saling mendapatkan keuntungan duniawi sifatnya sangat sementara. Bila keuntungan tersebut telah sirna, maka persahabatanpun putus…

Prinsip menolong teman adalah bukan berdasar permintaan dan pujian. Tetapi prinsip menolong teman adalah keinginan untuk menunjukkan dan memberi kebaikan, menjelaskan kebenaran dan tidak menipu serta berbasa-basi. Termasuk di dalamnya adalah amar ma’ruf nahi mungkar, meskipun bertentangan dengan keinginan teman.

Sifat utama penebar kedamaian dan perekat ikatan persaudaraan adalah lapang dada. Orang yang berlapang dada adalah orang yang pandai memahami berbagai keadaan dan sikap orang lain, baik yang menyenangkan maupun yang menjengkelkan. Ia tidak membalas kejahatan dan kezhaliman dengan kejahatan dan kezhaliman yang sejenis, juga tidak iri dan dengki kepada orang lain. Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wasalam bersabda,

“Seorang mukmin itu tidak punya siasat untuk kejahatan dan selalu (berakhlak) mulia, sedang orang yang fajir (tukang maksiat) adalah orang yang bersiasat untuk kejahatan dan buruk akhlaknya.” (HR. HR. Tirmidzi).

Termasuk bumbu dalam pergaulan dan persaudaraan adalah berbaik sangka kepada sesama teman, yaitu selalu berfikir positif dan memaknai setiap sikap dan ucapan orang lain dengan persepsi dan gambaran yang baik, tidak ditafsirkan negatif. Menurut penjelasan Ulama apa yang dimaksud dengan berburuk sangka di sini adalah dugaan yang tanpa dasar… 🙂

Sumber

Dua Sisi dalam Diri Kita …

Seseorang mungkin saja menghiasi hati kita, dengan canda tawanya, dengan cinta kasihnya, dengan perhatiannya. Pada saat itu hanya kebahagiaan yang kita rasakan. Tetapi sadarilah semua orang tidak selamanya dalam keadaan yang sama. Suka dan Duka selalu berganti, senang dan sedih itu satu paket. Jadi seseorang pun dapat berubah menjadi seseorang yang tidak kita harapkan. Ia pun dapat menghiasi kita dengan emosinya, amarahnya, kebenciannya, kekalutannya, keserakahannya, dan mungkin kekanak-kanakannya. dan pada saat itulah “Api” berada di depan kita. Memang tidak mudah untuk menerima dua sisi kehidupan ini…

Manusia memiliki sifat, dan sifat  itu terdiri dari dua sisi. baik dan buruk. siapa yang biasa melatih sisi baiknya maka ia akan memiliki mood yang selalu baik, ia akan menjadi sahabat yang menyenangkan, menjadi orang yang memberikan motivasi bagi hidup kita. tetapi bukan berarti ia tidak memiliki sisi buruk. Sisi buruknya pun dapat muncul sewaktu-waktu, dan karena sisi baiknya  yang kuat bagi dirinya maka sisi buruk jarang memiliki kesempatan untuk keluar. tetapi jangan senang dulu, begitu sisi buruk ini dapat keluar, ia mungkin akan menjadi sesuatu yang ‘luar biasa’, jadi… sadarilah.. orang yang ramah pun masih memiliki emosi, jangan pancing dia untuk emosi maka bisa “meledak”. Orang sabar pun, bisa kehilangan  kesabarannya, jadi jangan pancing dia untuk terus-terusan menahan kesabarannya… hehehhehe…. ternyata susah juga jadi orang baik yah hehehhee… ini juga ’sadari’ dan lihatlah sewajarnya jadi kamu tidak kecewa bila melihat sahabatmu yang paling baik sekalipun masih bisa marah, bisa kesel dan bisa “ngamuk” … 🙂

Demikian dengan orang yang memiliki sifat yang kurang baik, bukan berarti dia tidak memiliki sifat baik…, hanya saya ia akan sulit untuk mengontrol sisi baiknya tersebut… karena sisi kurang baiknya lebih dominan dengan sisi buruk. Sekuat-kuatnya ia berbuat baik, tetap saja terlihat buruk oleh orang lain, karena ia tidak mampu mengekpresikan sifat baiknya. setulus-tulusnya ia mengerjakan sesuatu tetap masih dilihat tidak tulus oleh mereka yang dibantunya… karena ia pun tidak mampu mengekspresikan ketulusan itu sendiri. Akhirnya ia akan beranggapan dari pada tanggung berbuat baik, lebih baik tidak sama sekali.

Sebaiknya kita belajar untuk membantu mereka yang memiliki sifat yang seperti ini untuk memberikan kondisi yang baik kepadanya. memberikan kesempatan kepadanya untuk terus mencoba . Hasilnya jangan kaget, bila seseorang yang dengan tekad yang kuat dan bantuan dari semuanya, bisa berubah menjadi orang yang menyenangkan .…. 🙂 … Insya Allah

Tidak ada yang tidak bisa berubah, semua bisa menjadi indah atau tidak tergantung bagaimana kita memerankan dua sisi dalam hidup kita. Semua itu butuh perhatian khusus dan tidak mudah … 8)

“Lebih sulit mempertahankan kebaikan, dan lebih mulia lagi mengubah keburukan menjadi keindahan……”… 🙂

Sumber

Tinggalkan komentar