Model-Model Pembelajaran Inovatif

Assalamualaikum … Wr Wb

Oleh : Drs. Nurudin. MM

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Disisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik

TEORI PEMBELAJARAN

Tiga teori untuk menjelaskan proses di mana seseorang memperoleh pola perilaku, yaitu teori pengkondisian klasik, pengondisian operant, dan pembelajaran social

1. Pengondisian klasik

Pengondisian klasik adalah jenis pengondisian di mana individu merespons beberapa stimulus yang tidak biasa dan menghasilkan respons baru. Teori ini tumbuh berdasarkan eksperimen untuk mengajari anjing mengeluarkan air liur sebagai respons terhadap bel yang berdering, dilakukan pada awal tahun 1900-an oleh seorang ahli fisolog Rusia bernama Ivan Pavlov.

2. Pengondisian operant

Pengondisian operant adalah jenis pengondisian di mana perilaku sukarela yang diharapkan menghasilkan penghargaan atau mencegah sebuah hukuman. Kecenderungan untuk mengulang perilaku seperti ini dipengaruhi oleh ada atau tidaknya penegasan dari konsekuensi-konsekuensi yang dihasilkan oleh perilaku. Dengan demikian, penegasan akan memperkuat sebuah perilaku dan meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut diulangi

Apa yang dilakukan Pavlov untuk pengondisian klasik, oleh psikolog Harvard, B. F. Skinner, dilakukan pengondisian operant. Skinner mengemukakan bahwa menciptakan konsekuensi yang menyenangkan untuk mengikuti bentuk perilaku tertentu akan meningkatkan frekuensi perilaku tersebut

3. Pembelajaran sosial

Pembelajaran sosial adalah pandangan bahwa orang-orang dapat belajar melalui pengamatan dan pengalaman langsung. Meskipun teori pembelajaran sosial adalah perluasan dari pengondisian operant, teori ini berasumsi bahwa perilaku adalah sebuah fungsi dari konsekuensi, teori ini juga mengakui keberadaan pembelajaran melalui pengamatan dan pentingnya persepsi dalam pembelajaran

KAJIAN TEORI
Pembelajaran didefinisikan sebagai penciptaan kondisi sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara optimal. Sementara inovatif diartikan sebagai idea atau gagasan baru. Dengan demikian pembelajaran inovatif adalah implementasi idea atau gagasan baru dalam tataran mikro di kelas sehingga tercipta kondisi yang memungkinkan siswa belajar secara optimal. Berdasarkan pada batasan tersebut pembelajaran bukanlah penyajian informasi semata, di dalam pembelajaran inovatif, proses belajar mengajar tidak lagi menggunakan paradigma pembelajaran konvesional, peran guru dan siswa berubah. Paradigma pembelajaran yang semula Teacher centered, subject based, disipline based, hopital based, standardized di ubah ke arah model SPICES, yaitu Student Centered, Problem-based, Integrated, Community oriented, Electives, Systematic, Continuing.

Pada strategi pembelajaran inovatif guru tradisional dan peran siswa di ubah, tanggungjawab siswa untuk belajar harus ditingkatkan, memberi mereka motivasi dan arahan untuk menyelesaikan program belajarnya dan menempatkan mereka pada pola tertentu agar mereka sukses sebagai pembelajar sepanjang hayat. Pada pembelajaran yang inovatif itu guru akan berperan sebagai sumber belajar, tutor, evaluator, pembimbing dan pemberi dukungan dalam belajar siswa.

Prinsip yang mendasari strategi pembelajaran inovatif antara lain: (a) pemahaman dibangun melalui pengalaman, (b) pengertian diciptakan dari usaha untuk menjawab pertanyaan sendiri dan memecahkan masalah sendiri, (c) pembelajaran seharusnya mengembangkan instink alami siswa dalam melakukan penyelidikan dan berkreasi; (d) strategi berpusat pada siswa akan membangun ketrampilan berfikir kritis, penalaran, dan selanjutnya kreativitas serta ketaktergantungan.

1. Berpusat kepada siswa … Baca lebih lanjut

Pembelajaran yang Menyenangkan

Assalamualaikum … Wr Wb

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik dalam proses belajar sehinggga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan individu anak karena merekalah yang akan belajar (dalam menyampaikan pelajaran kita menempatkan diri kita sesuai kondisi siswa bukan kondisi guru). Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain,mereka memiliki keunikan masing-masing, hal tersebut harus diperhatikan guru pada saat proses belajar mengajar,sehingga apa yang menjadi tujuan belajar dapat tercapai. Hal ini banyak dilupakan guru pada saat mengajar, dimana yang diperhatikan guru hanya secara klasikal sehingga ketuntasan belajar secara individu terlupakan/tidak tercapai. (anak bisa hanya terbawa oleh kelompok/klasikal) … sebagai guru … merasakah? … Baca lebih lanjut

Pengertian dan Ciri Pembelajaran

Assalamualaikum … Wr Wb

1. Pengertian Pembelajaran

.

Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses reaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari… 🙂

.

Sedangkan mengajar sendiri memiliki pengertian :

  • Upaya guru untuk “membangkitkan” yang berarti menyebabkan atau mendorong seseorang (siswa) belajar.
  • Menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.
  • Suatu usaha untuk membuat siswa belajar, yaitu usaha untuk terjadinya perubahan tingkah laku.

Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. (KBBI)

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. (Wikipedia.com) … Baca lebih lanjut

Cara Belajar Siswa Aktif

Assalamualaikum … Wr Wb

Winkel (1996) mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap. Perubahan itu bersifat tetap dan berbekas. Belajar dapat dipandang sebagai usaha untuk melakukan proses perubahan tingkah laku kearah menetap sebagai pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya.

Belajar merupakan usaha seseorang untuk membangun pengetahuan dalam dirinya. Dalam proses belajar terjadi perubahan dan peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan siswa, baik dari segi kognitif, psikomotor maupun afektif.

Belajar aktif (sering dikenal sebagai “cara belajar siswa aktif”) merupakan suatu pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Kemampuan belajar mandiri merupakan tujuan akhir dari belajar aktif. Untuk dapat mencapai hal tersebut, kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar bermakna bagi siswa. Belajar yang bermakna terjadi bila siswa berperan secara aktif dalam proses belajar dan akhirnya mampu memutuskan apa yang akan dipelajarinya.

Belajar aktif merupakan perkembangan dari teori Dewey learning by doing (1859-1952). Dewey sangat tidak setuju pada rote learning “belajar dengan menghafal”. Dewey merupakan pendiri sekolah Dewey School  yang menerapkan prinsip-prinsip learning by doing, yaitu bahwa siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara spontan. Keingintahuan siswa akan hal-hal yang belum diketahuinya mendorong keterlibatannya secara aktif dalam suatu proses belajar. Menurut Dewey, guru berperan untuk menyediakan sarana bagi siswa untuk dapat belajar. Dengan peran serta siswa dan guru dalam belajar aktif, akan tercipta suatu pengalaman belajar yang bermakna.

Belajar aktif mengandung berbagai kiat yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada diri siswa dan menggali potensi siswa dan guru untuk sama-sama berkembang dan berbagi pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman.

Melalui pendekatan belajar aktif, siswa diharapkan akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya. Di samping itu siswa secara penuh dan sadar dapat menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat di sekitarnya, lebih terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara sistematis, kritis, tanggap, sehingga dapat menyelesaikan masalah sehari-hari melalui penelusuran informasi yang bermakna baginya.

Selanjutnya, belajar aktif menuntut guru bekerja secara profesional, mengajar secara sistematis, dan berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan efisien. Artinya, guru dapat merekayasa model pembelajaran yang dilaksanakan secara sistematis dan menjadikan proses pembelajaran sebagai pengalaman yang bermakna bagi siswa. Untuk itu guru diharapkan memiliki kemampuan :

  1. Memanfaatkan sumber belajar di lingkungannya secara optimal dalam proses pembelajaran.
  2. Berkreasi dan mengembangkan gagasan baru
  3. Mengurangi kesenjangan pengetahuan yang diperoleh siswa dari sekolah dengan pengetahuan yang diperoleh di masyarakat
  4. Memperjelas relevansi dan keterkaitan mata pelajaran bidang ilmu dengan kebutuhan sehari-hari dalam masyarakat
  5. Mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku siswa secara bertahap dan utuh
  6. Memberi kesempatan kepada siswa untuk  dapat berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuannya
  7. Menerapkan prinsip-prinsip belajar aktif.

Dengan demikian, belajar aktif diasumsikan sebagai pendekatan belajar yang efektif untuk dapat membentuk siswa sebagai manusia seutuhnya yang mempunyai kemampuan untuk belajar mandiri sepanjang hayatnya, dan untuk membina profesionalisme guru.

 

Prinsip pembelajaran KBK

Assalamualaikum … Wr Wb

Prinsip pembelajaran yang dikembangkan untuk mencapai keefektifan dan efisiensi pengelolaan KBK di SLTP, antara lain :

  1. Pembelajaran berfokus pada siswa (student cenrtered), artinya orientasi pembelajaran terfokus kepada siswa. Siswa menjadi subyek pembelajaran dan kecepatan belajar siswa yang tidak sama perlu diperhatikan.
  2. Pembelajaran terpadu (integrated learning), maksudnya pengelolaan pembelajaran/KBM dilakukan secara integratif. Semua tujuan pembelajaran yang berupa kemampuan dasar yang ingin dicapai bermuara pada satu tujuan akhir, yaitu mencapai kemampuan dasar lulusan.
  3. Pembelajaran individu (individual learning), artinya siswa memiliki peluang untuk melakukan pembelajaran secara individual.
  4. Belajar tuntas (mastery learning), maksudnya pembelajaran mengacu pada ketuntasan belajar kemampuan dasar melalui pemecahan masalah. Setiap individu dan kelompok harus menuntaskan pembelajaran satu kemampuan dasar baru belajar ke kemampuan dasar berikutnya.
  5. Pemecahan masalah (problem solving), artinya proses dan hasil pembelajaran mengacu pada aktifitas pemecahan masalah yang ada di masyarakat, yaitu dengan menggunakan pendekatan belajar kontekstual.
  6. Experience-based learning, yakni pembelajaran dilaksanakan melalui pengalaman-pengalaman belajar tertentu dalam mencapai kemampuan belajar tertentu.
  7. Selain pemanfaatan prinsi-prinsip tersebut, guru dimungkinkan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran lain yang sesuai dengan tuntutan perkembangan.

 

Pembelajaran Kontekstual (CTL)

Assalamualaikum … Wr Wb

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.

Landasan filosofi pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghapal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak siswa sendiri. Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proporsi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.

Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Siswa perlu menyadari bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dengan demikian siswa memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya ini, siswa memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing.

Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuan belajar. Oleh karena itu guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru (pengetahuan, keterampilan) datang dari menemukan sendiri, bukan dari apa kata guru.

Pembelajaran kontektual merupakan salah satu dari sekian banyak model  pembelajaran, pembelajaran kontekstual dikembangkan dengan tujuan membekali siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan lain dan dari satu konteks ke konteks lainnya.

Contoh RPP Contextual Teaching and Learning :

RPP CTL- kls 9_Smt 1

Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

Assalamualaikum … Wr Wb

Pembelajaran kontekstual menempatkan siswa dalam konteks bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari dan sekaligus memperhatikan faktor kebutuhan individual siswa dan peran guru. Untuk itu guru dalam menggunakan pendekatan pengajaran konekstual memperhatikan hal-hal  sebagai berikut.

  1. Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental siswa (developmentally appropriate)
  2. Membentuk group belajar yang saling ketergantungan (interdependent learning group)
  3. Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self regulated learning) yang mempunyai karakteristik : kesadaran berfikir, penggunaan strategi, dan motivasi berkelanjutan.
  4. Mempertimbangkan keragaman siswa (disversity of student)
  5. Memperhatikan multi-intelegensi siswa  (mltiple intelligences), spasial-verbal, linguistic-verbal, interpersonal, musikal ritmik, naturalis, badan-kinestetika, intrapersonal, dan logismatematis. (Gardner, 1993)
  6. Menggunakan teknik-teknik bertanya yang meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah dan keterampilan berfikir tingkat tinggi.
  7. Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment).

 

PEMBELAJARAN BERBASIS WEB

Assalamu’alaikum …

Perkembangan teknologi informasi dan penerapannya dalam pendidikan menjadi wacana yang berkembang saat ini. Sekurang-kurangnya ada empat ciri bahan ajar yang sengaja dirancang , yakni adanya tujuan yang jelas, ada sajian materi, ada petunjuk belajar, dan ada evaluasi keberhasilan belajar.

Terdapat tiga karakteristik utama yang merupakan potensi besar bahan ajar berbasis web, yakni;

– Menyajikan multimedia

-Menyimpan, mengolah, dan menyajikan informasi

-Hyperlink

Untuk kepentingan itu maka SMPN 9 Cimahi akan mengadakan pendidikan dan pelatihan pembelajaran berbasis web (Think Quest ) bagi guru-guru di SMPN 9 Cimahi yang insya Allah akan dilaksanakan sebelum bulan Ramadhan tahun ini,

“ Think Quest adalah model pembelajaran yang berbasis web.
Akan membuat para siswa di sekolah,lebih dekat meraih keterampilan abad ke 21 yaitu :
berfikir kritis, kreatifitas, kerjasama tim, pemahaman lintas budaya, komunikasi, tekhnologi, dan pengarahan diri,

Oleh karena itu marilah kita sama-sama melakukan implementasi pembelajaran berbasis web ini dengan sungguh-sungguh, demi untuk meningkatkan sistem pendidikan di Indonesia pada umumnya dan di SMPN 9 pada khususnya… “

alasan lain diadakannya pelatihan ini :

Menuntut ilmu adalah mencari rakhmat
Mencari ilmu adalah pelaksanaan rukun Islam dan diberikan akan pahalanya bersama nabi-nabi
( H.R. Dailamy. dari Anas )

Meninggikan Allah akan orang yang beriman diantara kamu dan orang yang diberi ilmu akan beberapa derajat (Q.S.Al-Mujadalah : 11)

Pembelajaran Efektif

Assalamualaikum … Wr Wb

Pembelajaran efektif adalah pembelajaran dimana siswa memperoleh keterampilan-keterampilan yang spesifik, pengetahuan dan sikap serta merupakan pembelajaran yang disenangi siswa. Intinya bahwa pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi perubahan-perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (Reiser Robert, 1996).

a. Ciri-ciri pembelajaran efektif :

  • Aktif bukan pasif
  • Kovert bukan overt
  • Kompleks bukan sederhana
  • Dipengaruhi perbedaan individual siswa
  • Dipengaruhi oleh berbagai konteks belajar

b. Kriteria :

  • Kecermatan penguasaan
  • Kecepatan unjuk kerja
  • Tingkat alih belajar
  • Tingkat retensi (Reigeluth & Merril, 1989)

 

Pembelajaran

Assalamualaikum … Wr Wb

Mengajar atau “teaching” adalah membantu siswa memperoleh  informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar (Joyce dan Well, 1996). Pembelajaran  adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada.

Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan atau perancangan (disain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “äpa yang dipelajari siswa”.

Dengan demikian perlu diperhatikan  adalah bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal. Pembelajaran perlu direncanakan dan dirancang secara optimal agar dapat memenuhi harapan dan tujuan.

Rancangan Pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  1. Pembelajaran diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan lingkungan otentik, karena hal ini diperlukan untuk memungkinkan seseorang berproses dalam belajar (belajar untuk memahami, belajar untuk berkarya, dan melakukan kegiatan nyata) secara maksimal.
  2. Isi pembelajaran harus didesain agar relevan dengan karakteristik siswa karena pembelajaran difungsikan sebagai mekanisme adaptif dalam proses konstruksi, dekonstruksi dan rekonstruksi pengetahuan, sikap, dan kemampuan.
  3. Menyediakan media dan sumber belajar yang dibutuhkan. Ketersediaan media dan sumber belajar yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar secara kongkrit, luas, dan mendalam, adalah hal yang perlu diupayakan oleh guru yang profesional dan peduli terhadap keberhasilan belajar siswanya.
  4. Penilaian hasil belajar terhadap siswa dilakukan secara formatif sebagai diagnosis untuk menyediakan pengalaman belajar secara berkesinambungan dan dalam bingkai belajar sepanjang hayat (life long  contiuning education).